Putra Langlang Buana VIII

Rabu, 14 Desember 2022

PEDATI GEDE

Menurut tutur sepuh dan beberapa pupuh sepuh yg ada,PEDATI GEDE,dapat dikatakan menjadi salah satu bagian yg tak dapat terpisahkan dari keberadaan perjalanan sejarah Pangeran Walangsungsang atau disebut juga dgn nama lain(Pangeran Cakrabhumi,Pangeran Cakrabuana,Sri Mangana,Ki Somadullah,H.Abdullah Iman,Mbah Kuwu Cirebon ke II),saat diperintahkan oleh salah satu gurunya yg juga sebagai mertuanya yaitu,Ki Gedheng Danuwarsih ayah dari Nyi Mas Endang Geulis,untuk membuka wilayah Kebon Pesisir(Tegal Alang Alang)menjadi sebuah Padukuhan yg kelak kemudian bernama menjadi Padukuhan Caruban(Campuran),Grage(Negara Gede),Caruban Nagari dan sekarang dikenal dgn sebutan Cirebon.Dimana Kebon Pesisir(Tegal Alang Alang)saat itu disana telah menetap adik dari Ki Gedheng Danuwarsih yg bernama Ki Gedheng Danusela atau kelak kemudian dikenal pula dgn sebutan nama(Ki Gedheng Alang Alang,Ki Gedheng Pekalangan atau Mbah Kuwu Cirebon ke I).Dari masa itu kemudian Pangeran Walangsungsang atau disebut juga Mbah Kuwu Cirebon ke II dgn menggunakan PEDATI GEDE yg ditarik oleh KEBO ANDANU(Kebo Bule)atau Kebo Dungkul pada kisaran tahun 1445 atau 1 Syuro Hijriah memulai perjalanannya untuk membuka wilayah Kebon Pesisir(Tegal Alang Alang)menjadi sebuah Padukuhan yg kelak bernama CARUBAN NAGARI,sekaligus melakukan syi'ar Islam kepada masyarakat yg mendiami wilayah tersebut dan sekitarnya.Sedangkan dari pitutur sepuh yg berkembang kemudian menyebutkan bahwa,makna nilai nilai Filosofi yg terangkum dlm singkatan "PEDATI GEDE" mengandung banyak falsafah kehidupan untuk kita semua sebagai umat beragama yg harus tetap berpegang teguh kepada,(P)akarti (E)ling (D)ening (A)geman (T)inetepe (I)man sing GEDE,Semoga dgn telah diresmikannya monumen duplikat PEDATI GEDE di sekitaran eks pabrik rokok B.A.T Kota Cirebon kelak dapat dijadikan momentum dan memberikan kita semua pembelajaran dari sebuah makna yg "tersurat" dan "tersirat",untuk dapat lebih menghayati,menghargai,menghormati satu dgn lainnya dan meneruskan cita cita serta keinginan para "leluhur" Cirebon yg semula bernama Caruban(Campuran) dari berbagai suku,ras,keyakinan dlm berketuhanan dan beragam strata sosial masyarakat,agar dapat mengejawantahkan jati diri kita sebagai "Wong Caruban" yg mengkedepankan sikap,laku lampah lan pangucap serta mempunyai jiwa adi luhung untuk dpt bersatu padu dlm membangun semua sisi kehidupan untuk mewujudkan CIREBON sebagai Kota Gemah Ripah Loh Jinawi,Tata Tentrem Kerta Raharja,Repeh Rapih,Rame Ing Gawe Sepi Ing Pamrih,Angadohna ning Peradu,Duweha Sifat Kang Wanti untuk membentuk masyarakat "MADANI"..(Quo Vadis)

Tidak ada komentar:

Apel Kesiapan Pengamanan Gerak Jalan Santai dalam rangka Hari Jadi Majalengka ke 533 di Ruko Jatiwangi Square,

Apel Kesiapan Pengamanan Gerak Jalan Santai dalam rangka Hari Jadi Majalengka ke 533 di Ruko Jatiwangi Square, Majalengka Pelaks...